CERITA BOKEP – Ratih baru saja pindah ke rumah kos pinggir kota. Mahasiswi yang ceria dan penuh energi berusia dua puluh tahun. Ia biasanya tenang, terutama di kamarnya yang sederhana dan kecil. Karena merasa lebih nyaman dengan cara itu, terutama di musim panas, Ratih biasanya hanya memakai daster tipis tanpa celana dalam. AmigoQQ

Bapa Ratih, Pak Budi, pria bertubuh kekar dan berwajah tegas berumur 45 tahun, selalu mengamati tingkah laku Ratih dengan rasa penasaran yang sulit disembunyikan. Pak Budi sudah lama hidup sendiri, dan kedatangan Ratih membangkitkan gairah tersembunyinya.

Suasana di kos terasa berbeda hari itu. Ratih pulang dari kampus dengan santai, tas punggungnya tersampir. Ia menemukan Pak Budi duduk di ruang tamu dan membaca koran ketika ia membuka pintu kamar kos. Matanya langsung tertuju pada daster tipis yang basah oleh keringat yang menempel di tubuhnya.

Ratih berjalan pelan dan menggoda mendekati Pak Budi tanpa sadar. Pak Budi menyipitkan mata, mencoba menenangkan diri agar tidak melayang terlalu jauh.

“Pak Budi, apakah listrik sempat mati sebentar tadi? “Jadi saya nggak bisa nyalain kipas angin,” kata Ratih dengan suara lembut, namun menggoda.

Pak Budi menghela napas pelan. Iya, itu hanya sementara. Beritahu saya jika panas, dan saya akan membantu.

Ratih tersenyum sederhana. Saya minta maaf, Pak. Bisakah Anda bantu saya menyalakan kipas angin?

Pintu kamar Ratih terbuka, dan Pak Budi berdiri. Tubuh Ratih dapat dilihat dari luar dengan hanya mengenakan daster tipis, tanpa celana dalam. Pak Budi semakin tertarik dengan dada yang bulat dan payudara yang bergetar saat napasnya naik turun.

Dengan suara lembut yang mengiringi keheningan, Pak Budi membuka kipas angin dan menyalakannya. Ratih berdiri tak jauh darinya, mencium bau tubuhnya. Pak Budi mulai merasakan denyut jantungnya yang lebih cepat dan sebuah sensasi hangat membanjiri dadanya.

Ratih, kamu ini… kenapa kok kadang-kadang terlihat seperti sengaja menggoda? Suara Pak Budi menjadi lemah.

Ratih menunjukkan senyuman nakal. “Pak, mungkin saya bosan sendirian tentang biaya. Ada saat-saat ketika saya membutuhkan teman bicara, atau bahkan lebih dari itu.

Pak Budi menghela napas panjang dan mencoba mengendalikan diri, tetapi tatapan Ratih membuatnya lebih sulit.

Ratih kemudian mendekat, menyentuh lengan Pak Budi dengan lembut. “Pak Budi, saya tahu ini salah, tapi saya tidak bisa bohong kalau saya suka sama Pak Budi.”

Tangan kiri Pak Budi mulai perlahan mengelus punggung Ratih, naik ke pinggangnya, saat dia menatap matanya dalam-dalam.

Ratih menjawab dengan menggigit bibir bawah, lalu tangannya bergerak menuju dada yang kuat dari Pak Budi. Dengan kulit halus di bawahnya, ia mulai memainkan kancing dasternya sendiri secara bertahap.

Dengan nafsu yang tak tertahankan, Pak Budi menatap. Tangannya perlahan menyentuh payudara Ratih, meremasnya dengan lembut dan membelai dengan penuh perhatian. Pada saat Ratih mendesah pelan, tubuhnya mulai hangat.

Dengan menunduk, Pak Budi mulai menjilati payudara Ratih dan menghisap lidahnya yang mengeras dari putingnya. Rasa kenikmatan menyebar dari payudaranya ke seluruh tubuh Ratih saat dia menutup mata.

Tangannya memegang kepala Pak Budi dan mengarahkannya lebih dalam ke daster yang sedikit terbuka di bawah. Membuat Ratih semakin bergairah, lidah Pak Budi kemudian mulai menyusuri tepian memeknya yang masih tertutup oleh daster tipis.

Ratih mulai menghembuskan napas yang berat dan meremas rambut Pak Budi dengan tangannya, memaksa lidah itu untuk masuk lebih dalam. Pak Budi mulai lemut perlahan, membuat Ratih gemetar kenikmatan.

Dengan lidah yang lihai Pak Budi, Ratih semakin larut dalam kenikmatan. Tubuhnya bergetar halus, dia mengambil napas yang lebih berat, dan desah perlahan mulai keluar dari bibirnya yang tipis. Daster tipis yang dikenakannya semakin terbuka, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menggoda, tetapi tetap dengan rasa malu yang membuat suasana menjadi lebih panas.

Tidak henti-hentinya, Pak Budi memainkan payudara Ratih, menjilatinya, dan menghisap putingnya yang sekarang sudah sangat keras. Tangannya merambat ke bawah, melewati sisi perut Ratih, lalu dengan nafsu menyentuh pinggang dan bokongnya. Ratih menikmati sentuhan itu, menyalakan api dalam dadanya.

Tangan Pak Budi tiba-tiba ditarik oleh Ratih dan dibawa ke bawah daster, membuka celah tipis yang memungkinkan Pak Budi merasakan kulit halus di sekitar memeknya yang hangat. Perlahan-lahan, lidah Pak Budi turun, mulai menyentuh tepian memek yang basah, memeriksanya dengan lembut dan penuh perhatian.

Suara lemut basah bergema di seluruh ruangan, diiringi desahan Ratih yang semakin lantang. Saat tangannya membelai rambut Pak Budi, dia menarik pinggang pria itu semakin dekat.

Pak Budi kemudian mulai SEPONG dengan perlahan, mempelajari setiap sudut memek Ratih dengan lidah dan bibirnya. Ini membuat tubuh Ratih menggeliat dan menarik. Dia mulai memainkan bibirnya dengan ritme yang tepat dan menarik napas panjang, membuat Ratih menjadi lebih bersemangat.

BACA JUGA :

DEWI BINAL – CERITA DEWASA JANDA CINDO KETAGIHAN SODOKANKU

Ratih menutup matanya dan menikmati setiap saat kegembiraan itu, sesekali menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit yang semakin tak tertahankan. Suara lembut dan basah dari mulut Pak Budi meningkatkan suasana.

Setelah meraih tangan Ratih, Pak Budi mengangkat tangannya ke atas kepalanya dan perlahan-lahan meraba payudaranya yang kini sangat bergairah. Ratih mendesah lebih keras setiap kali dia memutar putingnya. “Kau masih kuat, sayang?” tanya Pak Budi dengan suara keras.

Ratih menggeliat, hatinya berdetak kencang, dan hanya mengangguk. Dia tahu apa yang akan terjadi, tetapi tidak ada ketakutan, hanya keinginan yang menggelora.

Perlahan-lahan, Pak Budi mengangkat Ratih ke pangkuannya dan membawa dia ke kamar dekat ruang tamu. Ratih membiarkan dirinya dibawa, tubuhnya melekat pada dada yang kuat dan hangat dari Pak Budi.

Saat Ratih tiba di kamar, dia duduk di tepi ranjang dan Pak Budi melepas kemejanya, membiarkan tubuhnya yang berotot terlihat. Pandangan mereka bertemu, menyalakan gairah yang tak terucapkan di antara mereka.

Begitu Pak Budi membuka daster Ratih sepenuhnya, tubuhnya yang putih mulus terlihat. Tangannya menyentuh memeknya yang kini terbuka penuh, hangat, dan basah. Dia membelai Ratih dengan lembut, membuatnya semakin mendesah.

Baca juga cerita seks lainnya di sini: Kumpulan Cerita Seks Terbaru

Ratih mulai menyentuh dan menggosok-gosok kontol menegang Pak Budi. Setelah tersenyum dengan kepuasan, Pak Budi membungkuk dan mulai menjilat leher dan dada Ratih, membuatnya semakin terangsang.

Ratih terus memainkan kontolnya dan perlahan menurunkan dirinya ke ranjang untuk mempersiapkan diri. Setelah membimbing tangan Ratih ke celananya dengan lembut, Pak Budi mulai melakukan SEPONG perlahan, dengan bibir dan lidah mempelajari setiap sudut sensitifnya.

Ratih menutup mata dan mengangkat pinggulnya saat merasakan lidah Pak Budi menyusup ke setiap lekuk memeknya, membuat desahnya semakin keras dan penuh gairah.

Saat lidah Pak Budi semakin kuat menjilati memek Ratih, rasa hangat menyelimuti seluruh tubuhnya. Di kamar kecil itu, suara lemut-lemut basah yang lembut bergema bersama desahan penuh gairah yang keluar dari bibir Ratih. Dengan tangan yang erat menggenggam rambut Pak Budi, dia memintanya untuk terus melakukan apa yang membuatnya bergetar.

Dengan penuh perhatian dan keahlian, Pak Budi mulai menggeser lidahnya lebih dalam, mempelajari setiap sudut yang sensitif. Saat sensasi itu membanjiri setiap saraf Ratih, dia menahan napas. Perlahan-lahan, dia mulai merasakan cairan hangat yang keluar dari memeknya dan membasahi mulut dan lidah Pak Budi.

Dengan mata yang penuh hasrat, Pak Budi mengangkat kepala dan perlahan memalingkan wajahnya ke arah kontolnya yang sudah tegap dan mengeras. Ratih tersenyum nakal dan mulai mengelus kontolnya dengan tangan kecilnya yang hangat. Dengan penuh kelembutan, dia membelai dan memutar kontol Pak Budi, merasakan aliran darah yang semakin deras.

Ratih pelan-pelan membuka celananya, membiarkan Pak Budi meraih tubuhnya. Perlahan, Pak Budi membungkuk dan mulai melakukan SEPONG pada kontol Ratih, membelai ujungnya dengan lidahnya. Saat kenikmatan menyebar ke seluruh tubuh Ratih, suara desahan lembut mulai keluar dari bibirnya.

Setelah beberapa menit bermain kontol, Pak Budi dengan lembut mengangkat Ratih ke atas ranjang. Tubuh Ratih terbaring, dasternya tersingkap sepenuhnya, menampilkan kulit putihnya yang indah dan mulus. Dengan tangannya yang kasar namun penuh kasih sayang, Pak Budi mulai membelai lagi payudara Ratih.

Ratih menggenggam tangan Pak Budi dan mengarahkan tangan itu turun ke tubuhnya, membiarkan dia menyentuhnya lebih jauh. Perlahan-lahan, Pak Budi mengarahkan tangannya ke memek Ratih yang sekarang sudah terbuka penuh, melihat pinggang dan perutnya yang lekuk.

Pak Budi dengan hati-hati mengoleskan pelumas ke memek Ratih, membuatnya basah dan licin. Ratih menahan napas sambil merasakan sentuhan lembut yang siap menembus ruang bawah sadarnya. Pak Budi perlahan memasukkan ujung penisnya ke dalam memek lentur Ratih.

Ratih menangis pelan, merasakan kenikmatan yang baru dia rasakan. Untuk memastikan Ratih merasa nyaman dan menikmati setiap gerakan, Pak Budi mulai dengan perlahan dan penuh perhatian menggerakkan kontolnya masuk dan keluar.

Mereka berdua mulai menangis di dalam kamar kecil itu. Ratih mengikuti setiap gerakan Pak Budi dengan gairah membara, menggenggamnya erat-erat. Saat Pak Budi tidak bisa menahan hasratnya, dia menumpahkan isinya di dalam memek Ratih dengan suara croot pertama.

Ratih menutup matanya dan menikmati sensasi yang penuh dan hangat itu. Setelah mengalami orgasme yang intens, mereka berpelukan erat dan menikmati kehangatan tubuh masing-masing.

Setelah mereka berpelukan hangat dan tubuh mereka mulai tenang, Ratih perlahan membuka matanya dan melirik wajah Pak Budi yang masih penuh semangat. Dengan tubuh yang basah oleh keringat dan napas yang terengah-engah, senyumnya tetap abadi. Ia menyadari bahwa malam belum berakhir.

Ratih dipeluk erat oleh Pak Budi dan dia mencium lehernya yang lembut. “Nak, aku ingin lebih dari ini,” bisik Pak Budi dengan suara berat.

Ratih tersenyum sambil menunduk, ngemut ujung kontol Pak Budi yang sudah tegak kembali. Dia perlahan-lahan mulai melakukan SEPONG dengan bibir dan lidah, membuat Pak Budi mendesah panjang. Tangannya yang kecil memegang pangkal kontol dan mulai bergerak dengan indah.

Membiarkan Ratih menguasai ritme permainan, Pak Budi meremas lembut rambutnya. Kamar kecil itu dipenuhi dengan suara slurp basah dan nafas berat yang semakin panas.

Ratih semakin masuk ke dalam, mulutnya dan lidah sempurnanya mengeksplorasi setiap sisi kontol Pak Budi. Ia berhenti sejenak, menghisap kuat ujung kontolnya, lalu dengan lembut melanjutkan. Dengan napas tercekat, Pak Budi merasakan semangatnya memuncak.

Pak Budi tidak tahan lagi setelah beberapa menit. Setelah menarik Ratih ke atas ranjang, ia membalikkannya. Ratih berbaring telentang dengan dasternya terbuka lebar, menampilkan tubuhnya yang halus dan menarik.

Pak Budi dengan lembut dan penuh perhatian mulai menggeser daster itu ke atas, menyingkap payudara mengeras Ratih. Ratih mendesah pelan saat dia mulai menjilati putingnya dengan lidahnya.

Setelah itu, Pak Budi menurunkan tangannya ke bawah, melihat pinggang dan perut Ratih, dan mulai menyentuh vaginanya yang basah. Dengan perlahan menggerakkan jarinya, Ratih bergidik dan mendesah. Ratih menggenggam tangan Pak Budi dan berkata, “Mas, pelan-pelan…”

Dengan mengangguk, Pak Budi mulai memasukkan jarinya secara bertahap ke dalam memek lentur dan hangat Ratih. Ratih menutup mata, menikmati sentuhan perlahan yang meningkatkan semangatnya.

Setelah bermain dengan jarinya beberapa menit, Pak Budi mulai menambahkan pelumas lagi dan perlahan-lahan memasukkan penisnya ke dalam memek Ratih. Gerakannya yang perlahan dan teliti memastikan Ratih merasa nyaman dan terangsang.

Ratih memperhatikan setiap gerakan dan menggerakkan pinggulnya sesuai arahan Pak Budi. Ruangan kecil itu dipenuhi dengan desahan dan nafas berat mereka.

Ratih semakin semangat ketika Pak Budi mempercepat gerakan. Ratih memeluk erat Pak Budi dan memintanya untuk berhenti.

Pak Budi terus menggerakkan kontolnya dengan ritme yang tepat, dan dia tersenyum. Pak Budi akhirnya tidak bisa menahan tubuh menggeliat Ratih. Suara croot yang keras bergema memenuhi memek Ratih dengan semangat.

Mereka keduanya terbaring dengan napas saling bersahutan karena kelelahan. “Terima kasih, Mas… aku senang malam ini,” kata Ratih sambil tersenyum.

Pak Budi memberikan ciuman dan pelukan hangat sebagai tanggapan. Mereka berdua tidak akan pernah melupakan malam itu.

Setelah beristirahat sejenak, Ratih perlahan membuka matanya dan melirik Pak Budi yang masih duduk di sampingnya. Nafas mereka berdua sudah mulai normal, tetapi suasana kamar kos itu tetap penuh dengan semangat yang sulit diabaikan.

“Mas, aku ingin lebih… Aku belum puas,” kata Ratih, menggeliat pelan.

“Kalau begitu, kita lanjut, Nak,” kata Pak Budi dengan semangat.

Ratih bangkit dari ranjangnya dan mendekati Pak Budi dengan erat. Dengan hasrat, tangannya mulai menjelajah dada Pak Budi.

Ratih dengan pelan menurunkan kepala dan mulai melakukan SEPONG pada kontol Pak Budi yang sudah mengeras kembali. Pak Budi mendesah panjang saat lidahnya dengan penuh semangat mempelajari ujung dan batang kontol.

Dengan gerakan yang lambat dan menggoda, tangan Ratih meremas kontol itu dengan lembut. Desahan dan nafas berat Pak Budi diiringi dengan suara basah dari mulut Ratih yang memenuhi kamar.

Dengan kasih sayang, Pak Budi membelai rambut dan punggung Ratih, membiarkan Ratih menguasai ritme permainan. Ia mulai pelan-pelan menggerakkan pinggulnya sesuai dengan gerakan Ratih dan menikmati sensasi dari mulut kecilnya yang menggemaskan.

Ratih membuka matanya dan dengan penuh keinginan menatap Pak Budi. “Mas, aku ingin kamu masuk ke dalam aku sekarang,” katanya sambil tersenyum.

Mengangkat Ratih ke atas ranjang, Pak Budi tersenyum. Mereka berbaring, memeluk satu sama lain, dan bersiap untuk melanjutkan permainan cinta mereka.

Pak Budi dengan penuh perhatian mulai membuka daster Ratih yang sudah tersingkap secara keseluruhan. Dari dada hingga pinggang, tangannya perlahan menuju ke memek yang basah dan siap diterima Ratih.

Saat Pak Budi mengoleskan pelumas pada kontol Ratih, yang membuatnya licin dan mudah masuk, Ratih mendesah pelan. Pak Budi mulai dengan perlahan dan penuh kasih memasukkan ujung kontolnya ke dalam memek Ratih.

Ratih dengan semangat mengikuti gerakan Pak Budi, menggerakkan pinggulnya sesuai irama. Suara mereka berdua bergantian mendesah memenuhi kamar kos yang hangat.

Ratih semakin bergairah karena gerakan Pak Budi yang cepat, yang membuatnya tidak mampu menahan sensasi yang membanjiri tubuhnya. Tangannya erat-erat merangkul Ratih, membuatnya nyaman dan terangsang.

“Mas, aku hampir tidak tahan lagi,” bisik Ratih sambil memegang tubuh Pak Budi.

Pak Budi terus menggerakkan kontolnya dengan cepat dan konsisten. Akhirnya, Ratih menggeliat hebat, dan suara croot keluar dengan deras, memancarkan kehangatan di memeknya.

Setelah itu, mereka terbaring lelah dan menatap satu sama lain dengan senyum puas. Antara Ratih dan Pak Budi, malam itu menjadi kenangan yang abadi.

Tag: film biru, nonton film gratis, berita sedang viral, sinopsis film, lagi trending, sedang hits, alur cerita film, berita film, viral terkini, warta berita, cerita dewasa, galeri bokep